Name | Etty Nuzuliyanti |
etty.nuzuliyanti@gmail.com | |
Address | Jl. Wiluyo Puspoyudo No.1, Klandasan Ulu, Balikpapan, Kalimantan Timur |
Company | PT. Chevron Indonesia |
Achievement | sample prestasi |
Website | www.chevron.com |
Rumah nyaman tertata apik dengan jejaran batik lawas yang terbungkus cantik bak lukisan menghiasi dinding ber cat warm-white, nampak serasi dengan penyusunan rak etalase yang menyuguhkan aneka kerajinan ramah lingkungan buatan tangan-tangan kreatif tanpa batas. Belum lagi sunggingan senyum hangat ketika kami datang, siapa sangka bahwa rumah tersebut adalah rumah bagi penyandang disabilitas yang jauh dari kesan suram, penuh penderitaan dan ketidakbahagiaan.
Adalah Rumah Kreatif Balikpapan (RKB) yang merupakan bentuk kontribusi perusahaan minyak dan gas bumi PT. Chevron Indonesia terhadap masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi para penyandang disabilitas, sehingga memampukan Orang dengan Kecacatan (ODEKA) untuk memenuhi kebutuhan/hak dasar serta peluang ekonomi secara berkelanjutan.
Miumosa.com mendapat kesempatan yang luar biasa dapat bertemu dan berbincang dengan sosok perempuan inspiratif, ceria, penuh semangat, yang memiliki wawasan luas serta ide-ide kreatif, Ibu Etty Nuzuliyati selaku Kepala Pembina kegiatan dan program Rumah Kreatif Balikpapan (RKB) ini.
---
PT. Chevron Indonesia mengawali inisiasi ini dengan memberikan bantuan donasi berupa alat bantu gerak seperti brace, prothese dan kursi roda untuk 78 Penyandang Disabilitas di wilayah regional Kalimantan Timur bulan Juli 2011 silam di kota Balikpapan. Program ini mendapat dukungan penuh dari para stakeholder antara lain PWI Balikpapan, SLB Negeri Balikpapan, Federasi Komunitas Penyandang Cacat Tubuh Indonesia – Balikpapan.
“Lantas, mengapa Chevron memilih penyandang disabilitas sebagai salah satu fokus kegiatan CSR-nya?”
Inspiring quotes “ I choose not to place “DIS”, in my ability” * rasanya tepat untuk mengejawantahkan tujuan mulia CSR Chevron ini. Bagaimana tidak, komunitas difable/cacat sangat rentan dan terpinggirkan baik dari segi aktualisasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat, penyetaraan kesempatan kerja, keterbatasan akses fasilitas publik, hingga akses ekonomi yang sangat terbatas.
“ Keterbatasan fisik tak menghalangi orang-orang ini untuk berkarya, berprestasi, dan mengharumkan bangsa. Perlu diusahakan sesuatu yang positif untuk menumbuhkan kepercayaan diri, bahwa mereka memiliki kemampuan dan ketrampilan yang patut diapresiasi, selain hanya berkutat pada keterbatasan fisik semata” , imbuhnya mengawali wawancara kami.
Senada dengan visi kami, Ibu Walikota Balikpapan, Ibu Arita Rizal Effendi, saat itu, sangat getol mempromosikan batik motif khas Balikpapan melalui serangkaian kegiatan seperti lomba desain motif khas Balikpapan, penyuluhan, pendampingan dan pemberian bantuan alat pendukung kegiatan membatik. Maka terbentuklah Rumah Kreatif Balikpapan yang melalui ketekunan, ketelatenan dan pembinaan terus-menerus hingga akhirnya membuahkan lebih dari 20 motif karya “khas” RKB.
“ Keunggulan RKB adalah produk batik tulis dan batik alam yang memiliki corak, warna dan kekhasan sumber daya alam bumi Kalimantan, bahan baku alami tanpa pewarna buatan dan ramah lingkungan (eco-friendly)”, tutur Ibu Etty yang kala itu mengenakan kemeja batik indigo motif akar mangrove.
Reuse, Reduce, Recycle
Save our World! Save our Nation! Barangkali semboyan yang sering digaungkan para pecinta lingkungan hidup ini sudah sering Anda dengar. Melalui publikasi, beragam aksi nyata seperti program penghijauan, pengupayaan keseimbangan ekosistem, kebijakan limbah industri ramah lingkungan, efek rumah kaca dan global warming dan penyuluhan-penyuluhan lainnya yang gencar, menunjukkan betapa memprihatinkannya kondisi bumi saat ini.
“Konsep Reuse, Reduce dan Recycle (3R) sebenarnya usaha sederhana yang dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R ini memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita.”,
Beruntungnya saya diperbolehkan melongkok dapur kreatif RKB, dimana banyak penyandang difable tengah asyik menekuni prakarya dengan teliti, rapih dan telaten. Bahkan, saya sempat berbincang dengan salah seorang wanita yang tengah memilih, membungkus, melipat dan menyusun kolase-kolase beraturan dan berpola menjadi sebuah tas wanita yang cantik.
“Ini sangat menarik. Bagaimana sempat terpikirkan oleh Ibu untuk memanfaatkan sampah atau bungkus minuman sachet, kantong plastic kresek dan sampah an organik lainnya menjadi sebuah barang seni yang memiliki nilai ekonomis sekaligus karya seni?”
Visi dari RKB ini selain untuk mengkaryakan para difabel, melestarikan budaya membatik, merangsang kreatifitas dalam penciptaan motif-motif batik khas Balikpapan, kami turut membantu program pemerintah untuk memecahkan permasalahan dalam penanganan sampah sehari-hari. Membuat kerajinan dari bahan daur ulang ( bekas ) juga membantu menyelamatkan lingkungan. Konsep eco-friendly kami adaptasi dengan cara Reuse, Reduce dan Recycle dari pengumpulan sampah an organic yang terlebihh dahulu kami sortir kelayakannya, tutur wanita yang saat ini menjabat sebagai Community Development Specialist di Chevron Indonesia.
3R terdiri atas reuse, reduce dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
“Untuk memberikan arahan dan bimbingan, RKB memberikan pelatihan teknis dan pendampingan terlebih dahulu, mulai dari pengumpulan dan pemilihan kualitas sampah, proses prakarya seperti bagaimana menggunting, melipat, menjahit, dan juga proses peleburan sampah, khusus untuk beberapa kerajinan seperti vas bunga, cindera mata dan ornamen dinding”.
Diakuinya, kendala yang dihadapi adalah kemampuan produksi yang masih sangat terbatas sehingga belum bisa melayani pemesanan secara masal. Proses pengerjaan yang membutuhkan ketelatenan, ketelitian dan waktu, turut andil didalamnya. Saat ini RKB baru melayani pesanan-pesanan khusus dari perusahaan migas, pegawai pemerintah Kota Balikpapan, beberapa tokoh masyarakat dan tamu-tamu asing yang berkunjung ke RKB seperti Ibu Walikota Balikpapan, perwakilan negara mitra Chevron, Ibu Menteri Perdagangan (Marie Elka Pangestu kala itu) dan beberapa kedubes yang bertandang ke RKB serta masyarakat umum yang mengetahui keberadaan produk RKB.
Kegiatan promosi yang sudah berjalan adalah penyebaran informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) dan pembagian brosur pada setiap kesempatan berpameran seperti Balikpapan Expo, Bazaar Charity di Balikpapan, dan Inacraft di Jakarta.
Antara Perempuan, Odeka dan potensi Industri Kreatif IKM
Workshop & Gallery Rumah Kreatif Balikpapan yang beralamat di Jl. Wiluyo Puspoyudo No.1, Klandasan Ulu, Balikpapan, Kalimantan Timur beranggotakan penyandang disabilitas dan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di wilayah operasi PT Chevron Indonesia. Investasi sosial berupa pelatihan, pendampingan, penyertaan modal, sewa tempat dan pemasaran turut andil dalam keberhasilan pengembangan RKB.
Kreativitas sebagai benang merah dari industri kreatif mumpuni memberdayakan peran perempuan dalam mendorong kemandirian ekonomi keluarga. Pada dasarnya, perempuan menyukai keindahan dan memiliki kreatifitas yang lebih tinggi daripada pria. Sifat perempuan yang teliti, halus dan lembut sangat berguna untuk membimbing intuisinya dalam berkreasi. Sesuai dengan namanya, industri kreatif akan terus berkembang, jika pelaku usahanya tidak pernah berhenti berkreasi dan belajar.
Sumber daya manusia sebagai penyokong kegiatan usaha kreatif mampu menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan bagi siapa pun, tak terkecuali para penyandang disabilitas. Intuisi, keuletan, ketekunan dan kemampuan menyerap ilmu pengetahuan adalah potensi kekuatan para penyandang disabilitas yang sering kali dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat. Tidak banyak yang tahu, bahwa dengan tangan-tangan kreatif tanpa batas nya mampu menyulap sampah menjadi produk bermanfaat sekaligus bernilai seni yang tinggi.
Perempuan, Odeka dan industri kreatif, jika saja saya boleh menyebutnya triple helix, serta dukungan perusahaan dan pemerintah dalam pengembangan usaha menjadikan industri kreatif sebagai harapan baru yang mendongkrak perekonomian yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Dan, bukan tidak mungkin menjadi wahana bangkitnya wirausaha baru, serta tumbuhnya wirausaha nasional yang tangguh dan mandiri.(Red/Miumosa)
*Quotes dikutip dari Robert M. Hensel