Our monogram inspired by Batik Kawung, the ancestor's notable aristocracy of Javanese Heritage. Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate, namely in 1755 in the 18th century.
Spiritual enlightenment and sincerity were the essences of this kind of motive. Spotted with repetitive geometric patterns composed of circular patterns such as roses or stars where the crossed shape in the middle can be considered a depiction of the energy center of the universe.
the Philosophy:
- Dalam kepercayaan Jawa, batik Kawung ini dimaknai sebagai sebuah penggambaran hati yang bersih.
- Lambang Kebijaksanaan, Kearifan, dan Pengendalian Diri.
- Spiritual Enlightment merupakan makna utama dari batik Kawung.
- saderek sekawan gangsal pancer, Batik Kawung merefleksikan filosofi Jawa terhadap struktur semesta (kosmologi). Dimana bentuk menyilang di tengah-tengahnya dapat dianggap sebagai penggambaran dari pusat energi alam semesta.
Buku: SEWAN SUSANTO, SK. S. (teks). 1980 (1973). Seni Kerajinan Batik Indonesia. First edn. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan (Batik Research Institute); second edn. 1980.