Mengawali Miumosa, beragam cibiran dan sentimen negatif menggerus keteguhan hati. Bagaimana tidak, menggarap pasar niche itu menjadi momok yang nampak menakutkan, tidak populer, membutuhkan investasi yang tidak sedikit, dianggap tidak menguntungkan dalam keberlangsungan usaha, terutama, bagi seorang start up mandiri.
Jika tidak karena Miumosa itu adalah bentuk nyata inner vision saya dan keyakinan bahwa Miumosa akan menjadi luar biasa di masa yang akan datang, maka mustahil bagi Miumosa tetap bertahan, tumbuh dan terus melakukan inovasi di segala lini divisi usaha.
Hingga suatu ketika, saya bertemu dengan sosok-sosok imaginatif, kreatif dan inspiratif dengan hasil-hasil karya yang otentik dan extra-ordinary, namun berhenti seketika di tengah jalan. Entah karena miss-management, running of capital atau kurang tepat memformulasikan brand nya, membuat rekan-rekan ini kurang mendapatkan ekspektasi yang diharapkan.
Maka tercetuslah ide untuk menjembatani brand-brand start up ini untuk bersatu, berkolaborasi dan bersinergi. Saling menguatkan, memberikan dukungan moriil dan materiil, dan menciptakan peluang usaha yang prospektif. Miumosa memfasilitasi layanan sebagai art-fashion multimedia content provider. Mulai dari brand campaign for Niche Market Goods, mengemas produksi kreatif seperti Photo dan Video Shoot, Iklan komersial, Film-making, Documentary Video, hingga yang sifatnya digital contents.
My eyes seek for Perfections! Pertemuan dengan sosok Ethnicpreneur yang lekat sebagai Bapaknya Kampanye Budaya Kaltim, Anas Maghfur, seraya membuka pintu untuk berkolaborasi. Melalui brand kesohornya AEMTOBE yang fokus mengangkat kearifan lokal Indonesia melalui kain tenun nusantara dengan motif yang tidak biasa, Tabba Malebbi dan Balo Sikko Laa turut memberi nafas dalam koleksi sepatu wanita Miumosa the Heels, yang akan datang.
“Fashion is about change- and I like Change. I do it like I breathe”, as Karl Lagerfeld's wisdom that remains.
Anindya Sukarni