Jakarta - Pembekalan dan Pengikatan Komitmen Perjanjian Kerja Sama Penerima Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2019 yang diadakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan menyertakan enam puluh dua usaha terpilih dari seluruh sebaran wilayah di Indonesia telah memasuki acara puncaknya kemarin (10/9) di Hotel Harris Vertu, Harmoni, Jakarta.
Adalah prestasi dan kebanggaan bagi M I U M O S A sebagai salah satu usaha fashion start up yang masuk dalam daftar usaha yang mendapatkan insentif modal kerja dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) ini. “Dengan apresiasi ini, usaha saya untuk meningkatkan derajat sepatu sebagai salah satu produk fesyen yang seringkali luput dari perhatian, rasanya berbuah manis.”, Anindya Sukarni, Founder dan Ceo dari M I U M O S A.
M I U M O S A, a Brand with Purpose: Passion.People.Planet.Profit adalah sebuah brand sepatu fesyen Indonesia yang lebih menonjolkan unsur seni dan artistry, high fashion dan detailnya, dalam setiap pembuatan desain. Dengan semangat untuk melestarikan budaya nusantara lewat Batik, Tenun dan Etnik, M I U M O S A turut berkontribusi untuk mendukung produk fesyen yang ramah lingkungan atau Sustainable Fashion.
Tahun 2019 merupakan tahun yang sangat progresif bagi M I U M O S A. Berawal dari keikutsertaan kami dalam pameran high end fashion and lifestyle Manila Fame di bulan April 2019, sebagai partner resmi penyedia sepatu budaya (official shoe partner) helatan duta budaya Abang None Jakarta – Kepulauan Seribu 2019 dan Gebyar Pernikahan Indonesia, rasanya cukup menjadi rekam jejak yang mengesankan dari sebuah fashion start up yang baru akan memasuki usianya yang ketiga November 2019 mendatang.
“Kala itu sedang hectic-hectic nya membuat desain, produksi dan kampanye sepatu pernikahan (shoe couture) adat, ketika sebuah surel datang agar berpartisipasi dalam kurasi BIP Bekraf. Tidak memiliki target apapun, M I U M O S A masuk dalam daftar yang lolos kurasi tahap pertama. Baiklah, saya akan serius mengerjakan proyek ini agar bisa lulus kurasi-kurasi berikutnya”, ujar Anindya, yang justru memilih kota Baku, Azerbaijan sebagai kota pertama untuk melangsungkan fashion show di tahun 2018 silam.
Tahapan-tahapan kurasi ini cukup jelas dan dapat diakses secara runtut di situs resmi http://bip.bekraf.go.id/ . Pengalaman berharga bertemu dengan lintas sub-sektor industri kreatif lainnya dari kuliner, aplikasi dan gim, kriya, dan film diharapkan dapat menjadi jembatan kolaborasi kreatif. Tahapan yang paling menantang dan menentukan adalah pada saat presentasi dan wawancara untuk meyakinkan tim kurator yang dipilih oleh Bekraf.
“Menjadi urutan paling buncit adalah kesempatan saya untuk mengkampanyekan produk sepatu fesyen M I U M O S A lebih inklusif dan luas lagi. Masukan, saran dan kritik dari tim juri justru membuat lecutan semangat bagi saya untuk berkarya lebih baik lagi dan mampu memilah skala prioritas usaha”.
Tahap kurasi akhir ditutup dengan kunjungan kerja verifikasi di lokasi usaha.
Industri kreatif di Indonesia sudah memberikan kontribusi yang baik untuk membantu perekonomian nasional. Hal tersebut bisa terlihat dari meningkatnya jumlah industri kreatif di Indonesia dan tingginya pelaku UKM yang mulai go digital. Semoga dengan adanya Bantuan Insentif Pemerintah ini mampu menjadi solusi dari masalah pendanaan dan manajemen usaha yang menjadi kendala terbesar usaha kreatif untuk tumbuh dan berkembang. (RED).