Setiap hari raya punya warna yang identik. Halloween identik dengan warna kuning-oranye seperti buah labu, Valentine sudah identik dengan warna pink, dan Natal identik dengan warna hijau-merah. Namun, identiknya warna hijau dan merah ini ada sejarahnya, lho.
Anda mungkin menganggap kalau warna hijau dan merah terinspirasi dari warna pohon Natal dan merahnya kostum Santa Claus. Tak sepenuhnya salah, tapi jauh sebelum itu penggunaan warna ini tidak diasosiasikan dengan Natal.
Masyarakat Celtic kuno sering menggunakan tanaman holly berwarna merah dan hijau di musim dingin. Pemilihan tanaman tersebut dimaksudkan untuk menjaga rumah mereka tetap diberkati. Pada perkembangannya, banyak yang menggantungkan tanaman holly tersebut di pintu rumah mereka sambil berharap untuk nasib baik di tahun depan.
Tradisi ini berlangsung ke abad 14, saat warna merah digunakan untuk mengecat partisi pemisah altar dan ruangan pendeta. Dr Spike Bucklow, seorang ilmuwan dari University of Cambridge, berspekulasi bahwa pewarnaan ini dapat memengaruhi orang-orang Victoria untuk mengasosiasikan warna merah sebagai penanda akhir tahun.
Terlepas dari tradisi keagamaan berabad-abad lalu, ada satu orang yang bertanggung jawab mengenalkan warna merah sebagai warna khas Natal. Dia adalah Haddon Sundblom orang yang membuat sosok Santa Claus pertama kali dalam iklan Coca Cola.
Sebelum Sundblom menggambarkan sosok Santa Claus, publik biasanya mengenal Santa sebagai sosok pria jangkung dengan baju berwarna biru, hijau, atau merah. Sundblom membuat Santa yang gemuk, berjenggot putih, dengan baju berwarna merah yang terlihat lebih ‘akrab’. Sosok ini ternyata sangat disukai oleh masyarakat dan bertahan hingga masa kini.
Bisa disimpulkan, pemilihan warna Natal awalnya muncul dari tradisi, kemudian mengandung unsur keagamaan, dan disempurnakan oleh unsur marketing.
Sumber: https://bit.ly/2S1mWyU