[All heil entrepreneur, start up, and SMEs. Saya memulai bisnis hanya berbekal seadanya. Sebuah intuisi, visi dan kecerdasan terbatas. Melewati proses jatuh-bangun yang panjang, semoga kalian bisa jauh lebih baik dan lebih cepat larinya dari saya. Semoga mendapatkan perspektif baru].
BAB 2.
Ini adalah pertanyaan yang sering muncul ketika mengisi kelas, bertemu, berdiskusi bahkan saat hangout santai dengan teman-teman: Bagaimana caranya usaha kita bisa masuk ke Kementerian? Bagaimana cara membangun networkingnya supaya bisa seperti M I U M O S A? Apa mbak Anin memakai jalur khusus (orang dalam)?
[Jawaban terbuka]
Sahabat-sahabatku, teman-temanku, dan rival-rivalku, itu karena pemikiran visioner saya sudah memetakan strategi perusahaan secara terstruktur dan sistematis dalam rentang waktu 5,10 bahkan puluhan tahun kedepan. Kenapa? Ya, memang kualias murni seorang leader adalah pemikiran visioner nya. Setuju?
Yang kedua, enggak harus kok masuk ke lingkaran Kementerian. Banyak cara menuju Roma. Sebaik-baiknya strategi adalah strategi owner dari usaha itu sendiri. Bukan kata mentor, bukan kata coach, bukan kata konsultan, bukan kata orang, bukan kata-kata speakers bahkan bukan kata-kata para cenayang. Percaya pada intuisimu sendiri. Asah terus, karena kualitas murni kedua seorang leader adalah intuisi yang tajam.
Kalau dalam kasus saya, simple-nya begini. M I U M O S A adalah pemain baru dalam dunia desain persepatuan. 2017. Segment market yang ditarget enggak main-main, kelas high end premium. Firm.
Pertempuran terbuka terjadi manakala harus dihadapkan oleh pemain lama merek-merek besar yang memonopoli pasar dan; barang-barang import dan counterfeit . Otak saya harus berpikir keras untuk sesegera mungkin menemukan audience nya (terpacu juga karena modal usahanya UMKM, Sole Proprietorship, Kecil). Ceruk pasar segmen ini sangat kecil (blue ocean), dimana orang-orang tersebut biasanya adalah sosok penentu yang memiliki suara dan pengaruh besar, mampu menggerakkan sesuatu. Sedikit.
Kemudian, jalan membimbing saya menuju Kementerian.
Kuncinya, menurut saya, adalah semakin cepat menemukan target audience, maka semakin cepat vektor-vektor lain dari business model usaha terpetakkan dengan sendirinya. Seorang sahabat pernah mengenalkan Business Model Canvas (BMC). Ya, pakai itu saja, pendekatan paling mudah dan gampang bacanya. Akurat. Tugas leader itu menyederhanakan hal-hal yang rumit agar eksekusi ke jenjang ke bawah berjalan efektif dan efisien.
Yang ketiga. Saya memulainya dari Nol dan tidak ada jalur istimewa. Antrian umum, jalur kurasi. Tahun 2019 bisa dibilang puncak portofolio M I U M O S A sebagai start up. Mulai dari Kegiatan Abang None Jakarta-Kepulauan Seribu, Manila Fame, BIP BEKRAF dan ditutup dengan sempurna dengan ASEAN Forum di Ho Chi Minh, Vietnam.
Yang terpenting adalah kesiapan bisnis itu sendiri. Teman-teman bisa mulai belajar mencari pitch deck yang problem-solving, solusi dari masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Banyak kok sourcing nya. Dan, jangan lelah membangun reputasi, jejaring dan Interpersonal Communications. Understanding People.
Satu, dua dan tiga sudah dikasih tahu kuncinya. Apakah mumpuni menjadi jaminan lulus kurasi? Tidak. Saya enggak percaya faktor keberuntungan, semua pasti ada polanya.
Penutup bab 2.
Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih, M I U M O S A mengadakan acara sederhana di penghujung tahun 2019. Coloring Indonesia, True Beauty. Mengundang dengan hormat Ibu Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM RI. Mengejutkan, beliau bisa hadir, tanpa diwakili. Terima kasih. Apresiasi luar biasa.
Pada salah satu paparannya, saya baru memahami bahwa ada faktor lain, mengapa usaha saya- yang tidak populer dan anti mainstream ini- bisa terpilih di banyak kurasi.
Saya tulis dalam huruf cetak tebal supaya tertanam di alam bawah sadar kita bersama ya. Semoga ini menjadi jawaban pamungkas dari pertanyaan FAQ di atas.
“Kami mendukung usaha orang-orang yang memiliki mental yang tangguh dan visi ke depan. Yang setiap jatuh, bangun lagi. Belajar dari kegagalan dan kesalahan, memperbaiki diri, berbenah, dan mulai lagi. Yang tidak berpangku tangan dan berharap mendapatkan bantuan atau suntikan modal keuangan saja. Sebuah usaha yang memang memiliki pondasi yang kuat dan siap menghadapi tantangan, itu yang akan kami dukung”.
Loud and Chrystal Clear.
Anindya Sukarni